Bagi umat Muslim Indonesia yang tengah merantau di luar negeri, suasana lebaran sangat berbeda dari yang mereka rasakan di kampung halaman. Apalagi bila berada di negara yang mayoritas rakyatnya bukan Muslim, mereka perlu upaya ekstra untuk bisa beribadah bersama pada Hari Idul Fitri.
Suasana itulah yang dirasakan sejumlah warga Indonesia di Jepang. Mereka perlu waktu berjam-jam dan menempuh perjalanan hingga ratusan kilometer agar bisa Salat Id 1 Syawal 1432 Hijriyah di Tokyo. Selain di kota tempat mereka berdomisili sulit sekali mencari masjid, ada kerinduan yang sangat besar untuk bisa salat berjamaah pada hari istimewa ini, seperti yang umum berlangsung di tanah air.
Menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo, salat Id seperti biasa berlangsung di Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), 30 Agustus 2011. Tampak dalam Salat Id di SRIT adalah para pelajar/mahasiswa, pekerja profesional, serta pekerja magang (kenshusei) Indonesia di Tokyo dan sekitarnya.
Agus, kenshusei asal Karanganyar, hadir dalam salat bersama dengan beberapa kawannya dari Saitama, yang berjarak sekitar 42 km dari Tokyo. “Kami naik kereta pagi, tapi masih ada kawan-kawan lain di kereta sebelum dan sesudah,” ungkap Agus, didampingi 2 temannya yang berasal dari Jawa Tengah. Perjalanan dengan kereta dari Saitama ke Tokyo rata-rata memakan waktu 40-50 menit.
Selama 1.5 tahun bekerja di Saitama, baru kali ini Agus mengikuti salat Id di SRIT. “Tahun lalu tidak dapat ijin dari perusahaan, jadi bisa salat sekarang benar-benar Alhamdulillah,” lanjut Agus.
Sebanyak 27 orang pekerja yang datang dari Prefektur Fukushima juga mengungkapkan rasa syukur mereka bisa salat Id bersama di SRIT. Walaupun akan magang hanya tiga bulan di Fukushima, tapi mereka menyempatkan diri untuk salat bersama. Padahal biaya lebih banyak harus dikeluarkan untuk menyewa bus besar selama perjalanan Fukushima-Tokyo, yang berjarak sekitar 230 km dan paling cepat memakan waktu sekitar 5-6 jam dengan bus.
Namun, jauh dan lamanya perjalanan tidak menyurutkan semangat mereka untuk salat Id berjamaah. “Kami menikmati hari besar ini. Ini terasa sangat Indonesia!” kata seorang warga Indonesia dari Fukushima. Wilayah itu pada 11 Maret lalu dilanda gempa bumi dan tsunami yang dahsyat dan kini juga berjuang keras mengatasi kebocoran reaktor nuklir dari pembangkit listrik setempat.
Dua Sesi
Penentuan Idul Fitri di Tokyo pada tanggal 30 Agustus diputuskan oleh sidang itsbat Jepang yang diselenggarakan oleh Islamic Center Japan pada Selasa malam, 29 Agustus 2011. Salat Id KBRI Tokyo dilakukan dalam dua sesi di Sekolah RI Tokyo (SRIT) di area Meguro.
Bertindak sebagai imam dan khatib pada salat Id masing-masing sesi adalah Haidar Baghir dari Bandung dan Nur Hidayat, Kepala SRIT. Haidar Baghir dalam khotbahnya berpesan agar umat Muslim senantiasa menjaga hati dan tindakan yang bersih, sehingga niat ‘kembali ke fitrah’ dalam lebaran ini dapat benar-benar dimaknai.
salat Id pada sesi pertama dihadiri lebih dari 600 orang. Duta Besar Indonesia, Muhammad Lutfi, bersama istrinya, Bianca Adinegoro Lutfi, juga hadir dalam salat sesi pertama ini bersama segenap pejabat KBRI Tokyo, serta perwakilan Bank Indonesia dan BUMN yang ada di Tokyo.
Ketika salat sesi pertama ini selesai, telah berkumpul sekitar 300 orang, rata-rata datang dari luar Tokyo, yang menantikan salat sesi kedua. Mereka rela datang dari jauh untuk Salat Id.
Rabu, 31 Agustus 2011
Cara Perantau Indonesia Salat Id di Jepang
Diposting oleh Zetsumaru Vactor Uss pada Rabu, Agustus 31, 2011 Label: unik dan keren
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Pengunjung yang baik selalu meninggalkan jejak.